Kamis, 21 Juni 2012

SELAMAT ULANG TAHUN YG KE 20 BUAT KAKAK KAMI (FONI YOKA YOGIE SAPUTRA)

Hari ini, hari yang kau tunggu
Bertambah satu tahun, usiamu,
Bahagialah slalu

Yang kuberi, bukan jam dan cincin

Bukan seikat bunga, atau puisi,
Juga kalung hati

Maaf, bukannya pelit,

Atau nggak mau bermodal dikit
Yang ingin aku, beri padamu
Do'a s'tulus hati ...

Reff:

Smoga Tuhan, melindungi kamu
Serta tercapai semua angan dan cita citamu
Mudah mudahan diberi umur panjang
Sehat selama lamanya..

(Selamat ulang tahun yaaa...Semoga panjang umur selalu.. )


Selamat Ulang tahun .... Selamat Ulang tahun ..

Sabtu, 12 Mei 2012

Satu Jiwa dalam Tubuh Berbeda, Itulah Sahabat !





Periksalah kembali persahabatan yang pernah anda rajut. Apakah masih terbentang disana? Atau anda telah melupakan-nya jauh sebelum ini. Bekerja keras dan meniti jalan karier bukan berarti memisahkan anda dari persahabatan.
Beberapa orang mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu berteman sepi; selalu mengerjakan apapun sendiri. Memang pohon yang menjulang tingi berdiri sendiri. Perlu yang rendah tumbuh bersemak-semak. Demikianlah hidup yang ingin anda jalani? Bukan.
Jangan kacaukan karier dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian dari kehidupan anda. Binalah persahabatan. Anda akan merasakan betapa kayanya hidup anda. berbagi kesedihan pada sahabat, dapat mengurangi kesedihan. Berbagi kebahagiaan pada sahabat, memperkokoh kebahagiaan.
Orang bijak bilang bahwa sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Dan sahabat anda yang terdekat adalah keluarga anda. Barangkali, itulah mengapa bersahabat meringankan beban anda, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan.
Di sana anda belajar menghindari hal-hal yang tidak anda setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang anda sepakati. Itu juga mengapa persahabatan adalah kekuatan. Sebagaimana kata pepatah, hidup tanpa teman, mati pun sendiri.

Teknik Memikat Wale


Burung walet termasuk burung liar yang sarangnya bernilai tinggi. Namun, meski termasuk burung liar, bukan berarti walet tidak bisa dipanggil untuk menempatkan gedung yang telah disediakan oleh para pebisnis walet. Memancing walet merupakan salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk memikat burung walet masuk, berkembang biak, dan bersarang di dalam gedung yang telah disediakan. Ada beberapa teknik umum yang bisa kita praktekkan untuk memancing walet. Di antaranya: Teknik pancing telur atau putar telur. Teknik ini digunakan apabila gedung sudah dihuni oleh burung sriti yang telah bertelur. Segera ganti sarang yang telah berisi telur burung sriti dengan telur burung walet. Diharapkan, burung sriti tersebut bisa menjadi induk asuh bagi piyik walet hingga dewasa. Teknik menggunakan sriti kembang (Hirundo javanica) Teknik ini merupakan hasil penelitian dan eksperimen seorang praktisi walet dari Jawa Tengah, Arief Budiman. Sriti kembang berfungsi sebagai burung pemanggil layaknya CD atau kaset hidup untuk mengundang sriti atau walet. Gerakan sriti kembang yang berterbangan dan aroma kotorannya merupakan pemikat sriti atau walet untuk tinggal bersama di dalam satu gedung. Teknik menggunakan suara Teknik menggunakan suara ini sebenarnya lebih mengacu pada perilaku hidup walet yang berkoloni. Suara tiruan walet diperdengarkan dari dalam gedung, seolah-olah telah ada koloni walet lainnya yang bersarang di sana. Dengan demikian, burung-burung walet yang berterbangan akan terpikat untuk memasuki gedung. Peralatan yang diperlukan dalam teknik ini adalah CD (Compact Disk) atau kaset, CD player atau tape recorder, kabel coaxial, tweeter, amplifier yang dilengkapi filter suara, dan kipas angin. Bahkan, beberapa petani walet sudah ada yang memanfaatkan PC (Personal Computer) sebagai instrumen pemutar suara rekaman digital walet. Teknik menggunakan aroma Teknik ini bisa digunakan dengan memanfaatkan kotoran walet dan cairan air liur walet yang berasal dari perendaman sarang. Aroma-aroma tersebut bertujuan untuk menebarkan bau khas gedung baru agar terkesan telah dihuni koloni walet sehingga mendorong keberanian walet untuk mendiami bangunan tersebut. Teknik menggunakan pakan dan air Walet merupakan burung yang menyukai serangga berukuran kecil dan lunak. Penyediaan pakan tambahan diharapkan memancing kedatangan walet ke gedung baru. Penyediaan serangga di dalam gedung ini dilakukan dengan cara menebarkan jerami di lantai gedung walet atau menimbun bekatul, jagung, gabah, dan gaplek. Di luar gedung, penyediaan pakan dapat dilakukan dengan menanam pohon penghasil serangga, menimbun sampah organik termasuk kotoran ternak, serta menumpuk jerami basah. Keberadaan kolam di sekitar roving area juga dapat memikat walet untuk memasuki gedung. Teknik menggunakan sarang kertas Teknik ini memiliki tingkat keberhasilan mencapai 80%. Metode sarang kertas cenderung diterapkan di gedung yang mulai terisi oleh walet. Sarang imitasi ini dibuat dari kertas duplek yang dibentuk seperti mangkuk menyerupai sarang walet asli. Usahakan, kertas duplek ini jangan sampai tercemar oleh minyak, oli, atau zat kimia lainnya. Sebelum dipasang, sarang-sarang tersebut diberi air liur walet. Dalam radius satu meter dipasang sarang kertas minimal empat buah dengan jarak masing-masing 20-25 cm. Pemasangan dilakukan di sirip-sirip gedung, terutama di sisi yang terlindungi sinar matahari. Teknik memancing burung walet ini ditulis oleh Redaksi AgroMedia Pustaka dalam buku Budi Daya Walet. Melalui buku ini, Redaksi AgroMedia mencoba memberikan informasi-informasi baru sehubungan dengan budi daya walet. Mulai dari cara mendisain bangunan, membuat walet betah tinggal di gedung, kiat menetaskan telur dan merawat anak walet, serta pemanenan dan penanganan pascapanen sarang walet.

Jumat, 04 Mei 2012

Soal Jawab Sejarah XI IPS



 A.Faktor pendorong lahirnya nasiomalisme Indonesia
1. Faktor Intern

Faktor faktor intern yg menyebabkan lahir dan berkembangnya nasionalisme adalah sbb:
a. kejayaan bangsa indonesia sebelum kedatangan bangsa barat
b. penderitaan rakyat akibat politik draniage ( pemgerukan kekayaan )
c. adanya deskriminasi rasial
d. munculnya golongan terpelajar
2. Faktor ekstern

Lahir dan berkembangnya nasiomalisme indonesia juga didorong oleh faktor faktor ekstern (dari luar ) sbb:
a. kemenangan jepang terhadapm rusia (1904-1905)
b. kebangkitan nasiomalisme negara negara asia afrika
c. masuknya paham paham baru
B. Organisasi organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia
1. Boedi Oetomo
2. Sarekat Islam

Tujuan Sarekat Islam:
a. Mengembangkan jiwa dagang.
b. Memberikan bantuan kepada anggota-anggota yang kesulitan.
c. Memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumiputra.
d. Menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam
3. Indische Partij

berdiri di Bandung tanggal 25 Desember 1912. organisasi ini di maksudkan sebagai pengganti organisasi Indische Bond, sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di indonesia yang didirikan pada tahun 1898.
4. Perhimpunan Indonesia

Didirikan tahun 1908 oleh orang2 indonesia yg ada di Indonesia antara lain Sultan Khasayangan dan R.N. Noto Suroto mula2 organisasi itu bernama Indische vereeniging.
Tujuan :
memajukan kepentingan2 bersama orang2 pribumi dan non pribumi bukan eropa di negeri Belanda.
5. Partai Komunis Paham Marxisme ditanamkan di Indonesia sebelum PDI, yaitu saat datang pemimpin buruh Belanda bernama H.J.F. M Sneevliet. Ia bekerja sebagai anggota staf redaksi surat khabar Soerabajasch Handelsblad.

6. Partai Nasional Indonesia

Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-tokohnya Ir. Soekarno, Iskaq, Budiarto, Cipto Mangunkusumo, Tilaar, Soedjadi, dan Sunaryo.
C. Upaya-Upaya Menggalang Persatuan
1. Pembentukan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
2. Gerakan Pemuda a. Gerakan Pemuda Kedaerahan
b. Kongres Pemuda Indonesia
1) Kongres Pemuda I
2) Kongres Pemuda II
D. Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Kebangsaan
1. Partindo (1931)
Asas perjuangan Partindo tidak jauh berbeda dengan PNI, yaitu : 1. Indonesia merdeka melalui perluasan hak-hak politik. 2. Pembentukan pemerintahan rakyat berdasarkan demokrasi. 3. Perbaikan perhubungan-perhubungan dalam masyarakat, ekonomi rakyat, dan lain-lain. 4. Menggalang persatuan tanpa membedakan agama dan golongan. 5. Memupuk semangat dan mandiri 6. Bersikap nonkooperasi terhadap pemerintah jajahan.
2. PNI Baru (1931)
Perbedaan antara PNI baru dengan Partindo : - PPPKI oleh PNI Baru dianggap sebagai “persatean” bukan persatuan karena anggota-angaota nya memiliki ideologi yang berbeda-beda. - Dalam upaya mencapai kemerdekaan, PNI Baru lebih mengutamakan pendidikan politik dan sosial.
3. Parindra (1935)
4. Gerindo (1937)
5. Petisi Soetardjo
1. Sebutkan faktor-faktor intern yang mendorong lahirnya pergerakan Nasional di Indonesia?
Jawab :Kejayaan Bangsa Indonesia sebelum Kedatangan Bangsa Barat
Penderitaan Rakyat akibat Politik Drainage( Pengerukan Kekayaan)
Adanya Diskriminasi Rasial
Munculnya Golongan Terpelajar

2. Sebutkan faktor-faktor ekstern yang mendorong lahirnya pergerakan Nasional di Indonesia?
Jawab :Kemenangan Jepang terhadap Rusia(1904-1905)
Kebangkitan Nasionalisme Negara-Negara Asia-Afrika
Masuknya Paham-Paham Baru

3. Apa yang di maksud dengan politik drainage?
Jawab :Mencapai puncaknya ketika diterapkan system tanam paksa (cultuur stelsel)
Yang dilanjutkan dengan system ekonomi
4. Mengapa sifat pergerakan Boedi Oetomo yang awalnya lunak tumbuh menjadi radikal?
Jawab :

5. Mengapa Indische partij diangap sebagai organisasi politik pertama?
Jawab :

6. Jelaskan kiprah PNI dalam pergerakan nasional !
Jawab : mempersatukan masyarakatnya dengan pidato Ir. Soekarno yang berpengaruh

7. Jelaskan latar belakang pembentuk PPPKI !
Jawab : Kegagalan membentuk fusi tidak mengendurkan partai-partai politik untuk bersatu

8. Jelaskan peran Jong Java dalam masa pergerakan nasional !
Jawab : memajukan rasa persatuan para anggota dengan semua golongan bangsa Indonesia dan bekerja sama dengan perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia lainnya ikut serta dalam menyebarkan dan memperkuat paham Indonesia bersatu.

9. Deskripsikan peran Sumpah Pemuda bagi kelanjutan bangsa Indonesia !
Jawab : peran Sumpah Pemuda bagi kelanjutan bangsa Indonesia adalah persatuan dan kesatuaan yang utuh dan harus kita lestarikan .

10. Jelaskan latar belakang berkembangnya taktik moderat!
Jawab :
a.) Krisis ekonomi ( malaise ) yang terjadi sejak tahun 1921 dan berulang pada akhir tahun 1929.
b.) Kebijakan keras pemerintah Gubernur Jenderal De Jonge menyebabkan kaum pergerakan,              terutama golongan non-kooperatif sangat menderita.
c.) Pada tahun 1930-an, kaum pergerakan nasional terutama yang berada di Eeropa menyaksikan bahwa perkembangan paham fasisme dan naziisme mengancam kedudukan negara-negara demokrasi.

11. Sebutkan isi yang diusulkan dalam Petisi Soetardjo!
Jawab : meminta kepada pemerintah colonial agar diselenggarakan musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan Belanda untuk merencanakan suatu perubahan dalam waktu sepuluh tahun mendatang.

12. Mengapa pada masa pemerintahan van Limburg Stirum pemerintah colonial berhasil mengambil hati kaum pergerakan ?
Jawab : karena Van Limburg Stirum menjanjikan akan mengadakan perubahan-perubahan yang
Jawablah soal-soal berikut dengan singkat, padat, dan jelas !
1. Mengapa SI mudah disusupi oleh tokoh-tokoh komunis ?
Jawab : karena Central Serikat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi pusat SI masih sangat lemah kekuasaanya sehingga setiap cabang bertindak sendiri-sendiri,secara bebas.

2. Ceritakan perubahan nama organisasi ISDV menjadi PKI ?
Jawab : ketika Sociaal Democratishe Arbeiderspartij (SDAP) di Belanda
Pada tahun 1918 mengumumkan dirinya menjadi Partai Komunis Belanda (CPN)
Para anggota ISDV dari golongan Eropa mengusulkan untuk mengikuti jejak itu
Oleh karena itu, pada tanggal 23 Mei 1920 ISDV mengubah namanya menjadi
Partai Komunis Hindia,kemudian pada bulan Desember 1920 diubah lagi
Menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

3. Bagaimanakah dampak dari penangkapan tokoh-tokoh PNI pada akhir tahun 1929?
Jawab : kaum pergerakan nasional melakukan protes, demikian hal nya Perhimpunan Indonesia, Partai Buruh, dan Partai Komunis di negeri Belanda.

4. Konstelasi politik dunia pada akhir tahun 1930-an mempengaruhi corak perjuangan kaum pergerakan nasional sehingga menjadi kooperatif dengan pemerintah kolonial. Jelaskan pernyataan tersebut!
Jawab : pada tahun 1930-an, kaum pergerakan nasional terutama yang berada di Eropa menyaksikan bahwa perkembangan paham fasisme dan naziisme mengancam kedudukan negara-negara demokrasi. Jepang sebagai negara fasis di Asia telah melakukan ekspansinya ke wilayah pasifik sehingga ada yang mendekatkan kaum nasionalis dengan penguasa colonial yaitu mempertahankan demokrasi terhadap bahaya fasisme. Kesadaran itu muncul pertama kali ini di kalangan Perhimpunan Indonesia yang terlebih dahulu telah melakukan taktik kooperatif.

5. Apa isi pokok “Petisi Soetarjo”Apa alasannya pemerintah kolonial menolak petisi tersebut? Jawab: isi petisi tersebut adalah meminta kepada pemerintah kolonial agar diselenggarakan musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan Belanda untuk merencanakan suatu perubahan dalam waktu 10 tahun mendatang. Alasan menolak petisi ini mereka menganggap bahwa petisi ini terlalu prematur serta secara ekonomi dan social hindia Belanda (Indonesia) belum cukup untuk berdiri sendiri.

6. Apa isi artikel Ki Hajar Dewantara yang berjudul “Als ik eens Nederlandr was”?
Jawab: isi pokok dari tulisan itu adalah sindiran terhadap pemerintah colonial belanda yang mengajak penduduk pribumi ikut serta merayaka hari hari kemerdekaan belanda, padahal penduduk pribumi sendiri sedang dijajah Belanda.

7. Jelaskan pertentangan-pertentangan di dalam tubuh PPPKI?
Jawab:adanya perbedaan gaya perjuangan antara organisasi yang tergabung dalam PPPKI sehingga lambat laun menciptakan kesenjangan

8. Apa tuntutan dan tujuan perjuangan GAPI?
Jawab: Tujuan pembentukan GAPI untuk membentuk seebuah badan persatuan yg akan mempelajari dan memperjuangkan kepentingan rakyat.Tuntutan GAPI adalah parlemen yang langsung dipilih rakyat.

9. Mengapa anggota SI berkembang demikian pesat di berbagai daerah?
Jawab: karena SI member bantuan kepada anggota yang menderita kesulitan,memajukan pengajaran dan juga menentang pendapat tentang islam.
10. Bagaimana peran Soekarno dalam tubuh PNI? Jawab: Soekarno berperan sebagai ketua PNI
Pilihlah jawaban Yang tepat!
1. Faktor-faktor dari luar negeri yang melatar belakangi munculnya pergerakan nasional Indonesia sebagai berikut,kecuali ….
a. Masuknya paham-paham baru dari Eropa
b. Kemenangan jepang atas Rusia pada tahun 1905
c. Perang kemerdekaan Amerika
d. Bangkitnya nasionalisme India
e. Bangkitnya gerakan Nasionalisme Mesir dan Turki

2. Sejak tahun 1915 Boedi Oetomo yang sudah memudar pamornya melakukan kegiatan politik , diantara kegiatan-kegiatan politiknya adalah sebagai berikut, kecuali….
a. Mengusulkan dibentuknya Indie Weerbaar
b. Mengusulkan dibentuknya Volksraad
c. Ikut duduk sebagai anggota Volksraad
d. Bergabung dalam wadah PPPKI
e. Sebagai sponsor utama pelaksanaan kongres pemuda II

3. Ki Hajar Dewantara mengkritik tajam pemerintah kolonial Belanda melalui tulisannya dalam harian de Express yang berjudul….
a. Max Havelaar
b. Als ik en Nederlader was
c. Indonesia Menggugat
d. Oetoesan Hindia
e. Nolimetangere

4. Pada tahun 1913 nama indische partaj diubah namanya menjadi Insulinde. Perubahan nama ini dimaksud agar ….
a. Tujuan mencapai kemerdekaan menjadi lebih tegas
b. Pemerintah Belanda memperlunak sikapnya terhadap IP
c. Pemerintah Belanda mendukung perjuangan IP
d. Mengubah sikap kooperatif menjadi non kooperatif
e. Diperkenankan duduk dalam Vloksraad

5. Serikat Islam (SI) dapat berkembang pesat dalam waktu relatif singkat berkembang pesat dan memiliki anggota yang. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, Kecuali….
a. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam
b. Keanggotaan SI bersifat terbuka dan merakyat
c. SI dipimpin oleh tokoh-tokoh kharismatik
d. SI berpolitik dan membela rakyat kecil
e. SI mendapat restu dan perlindungan dari pemerintah Belanda

6. Kata Indonesia digunakan pertama kali sebagai nama organisasi pergerakan nasional oleh ….
a. Partai Nasional Indonesia
b. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
c. Partai Indonesia Raya
d. Partai Indonesia
e. Perhimpunan Indonesia

7. Berikut ini berbagai tujuan PPPKI , 1927 di Bandung,kecuali….
a. Mencapai kesamaan arah aksi kebangsaan dari berbagai perkumpulan
b. Menghindarkan perselisihan diantara anggota
c. Menggalang persatuan diantara organisasi-organisasi yang ada
d. Melebur organisasi-organisasi yang besar dan kuat
e. Memperkokoh dan memperbaiki organisasi

8. Taktik kooperatif yang dimaksud dalam Volksraad adalah ….
a. Menolak menjadi anggota Volksraad
b. Ikut duduk sebagai anggota Volksraad
c. Ikut hadir mendengarkan usulan anggota Volksraad
d. Tidak mengikuti rapat anggota Volksraad
e. Meminta Volksraad dijadikan parlemen yang sesungguhnya

9. Pembubaran PNI oleh Mr.Sartono dkk.tanpa mayoritas suara pada tahun 1931 di latar belakangi oleh….
a. Adanya krisis ekonomi dunia (malaise) sejak tahun1929
b. Adanya pemberontakan di kapal De Zeven Provincien
c. Adanya penangkapan terhadap tokoh-tokoh PNI
d. Sikap keras Gubenur Jendral de Jonge dengan mengeluarkan Wilden scholen Ordonantie
e. pembentukanVanderlandse Club yang sangat anti terhadap kaum pergerakan nasional

10. Organisasi Pergerakan Nasional yang menganjurkan swadesi dalam bidang ekonomi dan mendirikan Bank Nasional Indonesia untuk pertama kalinya adalah ….
a. Partindo
b. Gerindo
c. Parindra
d. PNI Baru
e. Budi Utomo

11. Akibat kegagalan petisi Sutardjo, Paridra memperkarsai berdirinya pembentukan konsentrasi politik baru, yaitu ….
a. Fraksi Nasional
b. Gerindo
c. Patrindo
d. GAPI
e. PPPKI

12. Tuntutan utama GAPI adalah ….
a. Indonesia Merdeka
b. Indonesia berparlemen dengan pemerintahan yang bertanggungjawab kepadanya
c. Indonesia diberi status dominion
d. Indonesia diberi status commonwealth
e. Adanya Uni Indonesia dan Belanda

13. Tugas utama Komisi Visman adalah ….
a. Membentuk dewan rakyat
b. Mempersiapkan Indonesia merdeka
c. Mengantisipasi bahaya-bahaya fasisme yang akan muncul
d. Menyelidiki keinginan rakyat Indonesia mengenai perbaikan pemerintahan
e. Mempersiapkan diri bersama rakyat Indonesia dalam menghadapi bahaya fasisme





Kunci Jawaban
1. C
2.E
3.B
4.D
5.E
6.E
7.D
8.E
9.C
10.D
11.B
12.B
13.E

Petisi Soetardjo

Isi

Isi petisi adalah permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negeri Belanda dengan kedudukan dan hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintahan yang berdiri sendiri (otonom) dalam batas Undang-undang Dasar Kerajaan Belanda. Pelaksanaannya akan berangsur-angsur dijalankan dalam waktu sepuluh tahun atau dalam waktu yang akan ditetapkan oleh sidang permusyawarahan.

Reaksi

Usul yang dianggap menyimpang dari cita-cita kalangan pergerakan nasional ini mendapat reaksi, baik dari pihak Indonesia maupun pihak Belanda.
Pers Belanda, seperti Preanger Bode, Java Bode, Bataviaasch Nieuwsblad, menuduh usul petisi sebagai suatu: "permainan yang berbahaya", revolusioner, belum waktunya dan tidak sesuai dengan keadaan.
Golongan reaksioner Belanda, seperti Vaderlandsche Club berpendapat Indonesia belum matang untuk berdiri sendiri. Tetapi ada juga orang-orang Belanda dari kalangan pemerintah yang menyetujui petisi, dengan mengirim surat kepada Soetardjo. Pihak pemerintah Hindia Belanda sendiri menyatakan bahwa pemerintah memang mempunyai maksud untuk selalu meningkatkan peranan rakyat dalam mengendalikan pemerintahan sampai rakyat Indonesia sanggup untuk mengurus segala sesuatunya. Dari pihak Indonesia baik di dalam maupun di luar Volksraad reaksi terhadap usul petisi juga bermacam-macam.
Beberapa anggota Volksraad berpendapat bahwa usul petisi kurang jelas, kurang lengkap dan tidak mempunyai kekuatan. Pers Indonesia seperti surat kabar Pemandangan, Tjahaja Timoer, Pelita Andalas, Pewarta Deli, Majalah Soeara Katholiek menyokong usul petisi. Oleh karena itu usul petisi dengari cepat tersebar luas di kalangan rakyat dan sebelum sidang Volksraad membicarakan secara khusus, kebanyakan pers Indonesia menyokong usul ini.
Menurut harian Pemandangan saat usul ini dimajukan sangat terlambat, yaitu saat akan digantikannya Gubernur Jenderal De Jonge oleh Gubernur Jenderal Tjarda.

Sidang

Kemudian diputuskan untuk membicarakan usul petisi tersebut dalam sidang khusus tanggal 17 September 1936.
Pada tanggal 29 September 1936 selesai sidang perdebatan, diadakanlah pemungutan suara dimana petisi disetujui oleh Volksraad dengan perbandingan suara 26 suara setuju lawan 20 suara menolak.
Dan pada tanggal 1 Oktober 1936 petisi yang telah menjadi petisi Volksraad itu dikirim kepada Ratu, Staten-Generaal, dan Menteri Koloni di negeri Belanda.

Usulan baru

Sementara menunggu keputusan diterima atau tidak usul petisi tersebut maka untuk memperkuat dan memperjelas maksud petisi, pada persidangan Volksraad Juli 1937 Soetardjo kembali mengajukan usul rencana Indonesia menuju "Indonesia berdiri sendiri".
Rencana tersebut dibagi dalam dua tahap, masing-masing untuk lima tahun. Atas usul tersebut wakil pemerintah Hindia Belanda dalam sidang Volksraad menjawab bahwa pemerintah juga mempunyai perhatian ke arah perbaikan pemerintahan Indonesia, tetapi karena usul itu amat luas sekali maka penyelesaiannya berada di tangan pemerintah di negeri Belanda dan Staten General.
Petisi ini kembali banyak menimbulkan tanggapan dari organisasi-organisasi gerakan rakyat seperti: Perhimpunan Indonesia (PI), Roekoen Peladjar Indonesia (Roepi), Gerakan Rakjat Indonesia (GERINDO), Perkumpulan Katholik di Indonesia (PPKI), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), PNI, dan sebagainya.

Petisi ditolak

Pada persidangan Volksraad bulan Juli 1938, Gubernur Jenderal Tjarda secara samar-samar telah membayangkan bahwa petisi akan ditolak. Laporan Gubernur Jenderal kepada menteri jajahan (berdasarkan laporan-laporan antara lain dari Raad van Nederland-Indie, Adviseur voor Inlahdse Zaken, Directeur van Onderwijs en Eredienst), telah menyarankan supaya petisi ditolak dengan alasan isi kurang jelas.
Juga mengingat ketidakpastian akan kejadian-kejadian di masa yang akan datang ini, maka tidak dapatlah disetujui keinginan untuk mengadakan konfrensi untuk menyusun rencana bagi masa yang akan datang. Akhirnya ia menyarankan bahwa biar bagaimanapun petisi harus ditolak sehingga perubahan secara prinsip bagi kadudukan Indonesia dan mengadakan konfrensi itu tidak perlu diadakan.
Akhirnya dengan keputusan Kerajaan Belanda No. 40 tanggal 14 November 1938, petisi yang diajukan atas nama Volksraad ditolak oleh Ratu Wilhelmina. Alasan penolakannya antara lain ialah: "Bahwa bangsa Indonesia belum matang untuk memikul tanggung jawab memerintah diri sendiri".

Belajar-Belajar Biar bisa Study di UGM Sejarah Partai Nasional Indonesia (PNI)


Belajar-Belajar Biar bisa Study di UGM

Sejarah Partai Nasional Indonesia (PNI)



Partai Nasional Indonesia (PNI)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir. Soekarno pada
tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai
politik, yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI). PNI didirikan di Bandung pada
tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin, yakni dr. Cipto Mangunkusumo, Ir.Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskak, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, Dr. Samsi, dan Ir.
Soekarno sebagai ketuanya. Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota
Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air.
Keradikalan PNI telah tampak sejak awal berdirinya. Hal ini terlihat dari
anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi
perjuangannya nonkooperasi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan
pada self help, yakni prinsip menolong diri sendiri, artinya memperbaiki keadaan
politik, ekonomi, dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan
sendiri; nonkooperatif, yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah
Belanda; Marhaenisme, yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan
kesengsaraan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI telah menetapkan program kerja
sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun
1928, seperti berikut.
1) Usaha politik, yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran
atas persatuan bangsa Indonesia, memajukan pengetahuan sejarah
kebangsaan, mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia, dan menumpas
segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik.
2) Usaha ekonomi, yakni memajukan perdagangan pribumi, kerajinan, serta
mendirikan bank-bank dan koperasi.
3) Usaha sosial, yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional, meningkatkan
derajat kaum wanita, memerangi pengangguran, memajukan
transmigrasi, memajukan kesehatan rakyat, antara lain dengan mendirikan
poliklinik.
Untuk menyebarluaskan gagasannya, PNI melakukan propagandapropaganda,
baik lewat surat kabar, seperti Banteng Priangan di Bandung dan
Persatuan Indonesia di Batavia, maupun lewat para pemimpin khususnya Ir.
Soekarno sendiri. Dalam waktu singkat, PNI telah berkembang pesat sehingga
menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda. Pemerintah kemudian
memberikan peringatan kepada pemimpin
PNI agar menahan diri dalam
ucapan, propaganda, dan tindakannya.
Dengan munculnya isu bahwa
PNI pada awal tahun 1930 akan
mengadakan pemberontakan maka
pada tanggal 29 Desember 1929,
pemerintah Hindia Belanda mengadakan
penggeledahan secara besarbesaran
dan menangkap empat
pemimpinnya, yaitu Ir. Soerkarno,
Maskun, Gatot Mangunprojo dan
Supriadinata. Mereka kemudian
diajukan ke pengadilan di Bandung.
Dalam sidang pengadilan, Ir. Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul
Indonesia Menggugat. Atas dasar tindakan melanggar Pasal "karet" 153 bis
dan Pasal 169 KUHP, para pemimopin PNI dianggap mengganggu ketertiban
umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara
di Penjara Sukamiskin Bandung.
Sementara itu, pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr. Sartono
dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh
pengurus besarnya PNI dibubarkan. Hal ini menimbulkan pro- dan kontra.
Mereka yang pro-pembubaran, mendirikan partai baru dengan nama Partai
Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr. Sartono. Kelompok yang kontra,
ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional
Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta dan Sutan Syahrir.
 Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia, khusunya di Jawa dirintis oleh
R.A. Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita
Indonesia. R.A. Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita
Indonesia melalui pendidikan. Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya
yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam
judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Cita-cita R.A. Kartini ini mempunyai
persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang derjuang di Bandung.
Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak
di bidang pendidikan dan sosial budaya. Organisasi-organisasi yang ada, antara lain
sebagai berikut.
1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi
wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya. Tokohnya, antara lain R.A.
Saburudin, R.K. Rukmini, dan R.A. Sutinah Joyopranata.
2) Kartinifounds, yang didirikan oleh suami istri T.Ch. van Deventer (1912)
dengan membentuk sekolah-sekolah Kartinibagi kaum wanita, seperti di
Semarang, Batavia, Malang, dan Madiun.
3) Kerajinan Amal Setia, di Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914).
Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran
membaca, menulis, berhitung, mengatur rumah tangga, membuat
kerajinan, dan cara pemasarannya.
4) Aisyiah, merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh
Ny. Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917). Tujuannya untuk memajukan
pendidikan dan keagamaan kaum wanita.
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak, misalnya Pawiyatan
Wanito di Magelang (1915), Wanito Susilo di Pemalang (1918), Wanito
Rukun Santoso di Malang, Budi Wanito di Solo, Putri Budi Sejati di Surabaya
(1919), Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920), Wanito Utomo dan Wanito
Katolik di Yogyakarta (1921), dan Wanito Taman Siswa (1922).
Organisasi wanita juga muncul di Sulawesi Selatan dengan nama Gorontalosche
Mohammadaanche Vrouwenvereeniging. Di Ambon dikenal dengan
nama Ina Tani yang lebih condong ke politik.
Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita, muncul juga surat kabar wanita
yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan.
Surat kabar milik organisasi wanita, antara lain Putri Hindia di Bandung, Wanito
Sworo di Brebes, Sunting Melayu di Bukittinggi, Esteri Utomo di Semarang,
Suara Perempuan di Padang, Perempunan Bergolak di Medan, dan Putri
Mardika di Batavia.
Puncak gerakan wanita, yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan
Indonesia I pada tanggal 22–25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres
menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan
kebangsaan, yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI). Dalam Kongres Wanita
II di Batavia pada tanggal 28–31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan
Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII). Kongres Wanita I merupakan awal dari
bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal
22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu.




Sumber: 
http://id.shvoong.com/humanities/history/2070376-sejarah-organisasi-partai-nasional-indonesia/#ixzz1JaUOV5Eo




Partai Nasional Indonesia berdiri tahun 1927. Dilatarbelakangi oleh pemikiran-pemikiran para mahasiswa yang dulunya tergabung dalam Perhimpunan Indonesia, memang sangat dirasakan besar konstribusi perhimpunan Indonesiadalam hal membentuk PNI, ini dikarenakan banyak tokoh dan anggota dari Perhimpunan Indonesia yang ikut menjadi angota PNI. Walaupun satu sama lain dari kedua organisasi tersebut tidak memiliki hubungan, tetapi kesamaan pola pikir dan perinsip-perinsip yang hampir sama dimiliki keduanya. Propaganda-propaganda yang dilakukan oleh PNI pada masa permulaan juga dinilai merupakan kelanjutan propaganda-propaganda dari Perhimpunan Indonesia.
Suasana politik yang sedang memanas, respon pemerintah Hindia Belanda yang reaksioner, tumbuh dan berkembangnya paham-paham Nasionalisme moderen di Indonesia telah memberikan jalan kearah terciptanya gerakan-gerakan yang sifatnya tidak evolusioner lagi, tetapi kegerakan yang lebih bercorak Nasionalisme murni dan bersifat “radikal”.
Kegagalan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1926/1927 yang juga mengakibatkan partai tersebut menjadi terlarang untuk berdiri di Indonesia, mengakibatkan banyak anggotanya kebingungan. Mereka menginginkan terus berjuang untuk terciptanya kehidupan baru bagi masyarakat, oleh karna itu mereka masih butuh tempat atau wadah yang menampung aspirasi politiknya. Tetapi pada masa itu tidak ada partai atau perhimpunan yang dianggap seuai dengan apa yang mereka cita-citakan. Oleh sebab itu butuh pembentukan wadah baru yang bersifat revolusioner dan mudah diterima.
Awal mulanya kelahiran PNI ditandai dengan pembentukan kelompok-kelompok studi di Surabaya oleh Sutomo danBandung oleh Soekarno yang kemudian berkembang ke seluruh Jawa dan meluas lagi ke luar Jawa. Tujuan pendirian kelompok-kelompok studi ini agar para pelajar Jawa dapat bersatu, menanamkan kesadaran kepada mereka bahwaIndonesia adalah suatu bangsa.
Dari kelompok-kelompok belajar tersebut, banyak dilakukan pertemuan-pertemuan yang membicarakan keadaan-keadaan social politik pada saat tersebut. Pada bulan April di kediaman Soekarno merencanakan pembentukan sebuah partai baru. Terdapat orang-orang yang hadir pada waktu itu seperti Ishak, Sunaryo, Tjipto Mangoenkoesoemo, J. Tilaar, dan Sujadi. Mereka yang hadir akan menjadi anggota panitia yang harus mempersiapkan kongres nasional secepatnya. Namun pertemuan ini hanya dilakukan secara tertutup. Pertemuan lain dilakukan oleh mereka pada 4 Juli 1927. mereka merencanakan rencana pembentukan sebuah partai baru dengan nama Partai Nasional Indonesia (PNI) secara terbuka. Pertemuan 4 juli tersebut menetapkan Soekarno sebagai ketua dan anggaran-anggaran dasar keorganisasian.
PNI pun mulai berkembang. Pada akhir tahun 1927 tercatat menjadi 3 cabang. Selain di Bandung juga terbentuk cabang di Yogyakarta dan di Batavia. Pada bulan Desember dibentuk juga sebuah panita di Surabaya untuk persiapan pembentukan cabang baru di kota tersebut. Di Surabaya sendiri PNI resmi berdiri pada 5 February 1928.
Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia yang merdeka terlepas dari segala penjajahan. PNI yakin jikaIndonesia merdeka dan terlepas dari penjajahan maka susunan kehidupan, struktur social masyarakat Indonesia akan kembali seperti sebagai mana mestinya. Tujuan tersebut bisa dipakai kalau kita bisa berdiri sendiri atau percaya pada diri sendiri, dan tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda. PNI yakin, dengan gerakan-gerakannya yang revolusioner pemerintah kolonial Belanda tidak akan memberikan, membantu, atau memberi jalan untuk tercapainya suatu kemerdekaan.
Organisasi ini mulai menanjak dan terkenal. Propaganda-propaganda tulisan maupun lisanya banyak menyihir dan mempengaruhi rakyat. Pada permulaanya tema yang banyak diangkat adalah tentang hubungan yang sifatnya penjajahan dan konflik yang tidak dapat dihindari antara kaum penjajah dan kaunm yang di jajah, perlunya melawan front kulit putih, perlunya pembentukan negara dalam negara, perlunya menumbuhkan percaya akan kekuatan diri sendiri dan melepaskannya ketergantungan kita pada Belanda dengan jalan “berdiri dengan kaki sendiri” untuk meraih kemerdekaan.
Dalam rapat tanggal 17- 18 Desember 1927 di Bandung terjadi suatu moment dimana organisasi-organisai pergerakan nasional yang selama ini berjuang dibawah benderanya masing-masing berkumpul dalam satu forum. Partai Nasional Indonesia dengan beberapa organisasi lain seperti Partai Sarikat Islam, Budi Utomo, Pasundan, Soematranen Bond, Kaum Betawi, Indonesische Studieclub dan Allgemene sepakat mendirikan federasi perhimpunan politik yang mereka beri nama Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
24-26 Maret dilakukan penyusunan penyusunan azas dan daftar usha yang disahkan 27-30 Mei 1928. dalam program azas tersebut dikemukakan bahwa: “ perubahan-perubahan struktur masyarakat pada abad XVI yang membawa pula pada kebutuhan-kebutuhan ekonomi baru, menyebabkan timbulnya imperialisme Belanda. Demi kepentingan imperialisme tersebut, Indonesia dijadikan tempat penanaman modal. Dari presfektif ekonomi Indonesia, hal ini berarti drainage kekayaan. Hal ini berakibat pada rusaknya struktur social, ekonomi, dan politik Indonesia(C.Utomo:1995). Oleh karna itu PNI dengan menjalin persatuan dan kesatuan bangsa, tanpa mementingkan kepentingan agama, ras, dan suku bangsa untuk melawan kolonialisme penjajah dan tanpa bantuan orang lain, kemerdekaan bisa dicapai.
Seiring berjalannya waktu PNI pun makin melebarkan sayap eksistensinya. Pergerakan perjuangannya yang selalu revolusioner telah banyak menghimpun banyak kekuatan. Masa dari anggotanyapun kian bertambah. Pada Bulan mei 1929 anggota PNI sampai pada jumlah 3.860 orang. Kenaikan ini sebagai akibat dari propaganda yang dilakukan dengansangat aktif sepanjang tahun.
Pemerintah Kolonial Belanda dibawah tangan Gubernur Jendral De Graeff mulai geram atas tindakan tindakan PNI. Berbahaya dimata pemerintah kolonial karena PNI merupakan gerakan yang bersifat revolusioner kerena banyak gagasan dan anggotanya bekas pPerhimpunan Indonesia (PI). Untuk membendung pergerakan-pergerakan nasional ini, tampaknya pemerintah kolonial belanda mencoba memisahkan kaum nasionalis moderat dengan kelompok-kelompok nasioalis ekstrim agar mereka tidak cepat berkembang. Mereka juga menggunakan politik adu domba agar kedua kaum pergerakan tersebut saling bersengketa dan terpecah.
Pengaruh PNI semakin besar, sebaliknya pemerintah kolonial harus lebih bisa membendung gerakan-gerakan PNI. Pemerintah menilai PNI berbahaya bagi stabilitas social dan stabilitas politik Hindia Belanda. Untuk itu dilakukanlah berbagai upaya untuk melakukan tinadakan tegas terhadap tokoh-tokohnya. Isu akan dilancarkannya gerakan pemberontakan pada tahun 1930 menjadi alasan pemerintah untuk melakukan penggeledahan pdan penangkapan terhadap tokoh-tokoh PNI.
29 Desember Soekarno dan kawan-kawan ditangkap oleh pemerintahan Hindia belanda. Beliau dan beberapa anggota yang lainnya dinyatakan bersalah oleh pengadilan. Soekarno diponis 4 tahun penjara. Berdasarkan pertimbangan keberlangsungan perjuangan nasional, dalam kongres luar biasa ke II di Jakarta, diambil keputusan untuk membubarkan Partai Nasional indonesia pada tangal 25 April 1931. pembubaran ini menimbulkan pro kontra dari para anggotanya. Dan dari sinilah akan terbentuk dua kubu yang nantinya melahirkan Partai Indonesia (partindo) dan PNI baru.
Daftar Bacaan:
Utomo C. Budi (1995). Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia dari kebangkitan hingga kemerdekaan.Semarang: Ikip Semarang Press.
Soekarno. (1983). Indonesia MenggigatJakarta: Tjita Agung
Partai Nasional Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Logo PNI

http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Logo PNI
PNI atau Partai Nasional Indonesia adalah partai politik tertua di Indonesia. Partai ini didirikan pada 4 Juli 1927 [1] dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia dengan ketuanya pada saat itu adalah Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo.[2]

[sunting]Partai Nasional Indonesia


Propaganda PNI di tahun 1920-an

http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Propaganda PNI di tahun 1920-an
§  1927 - Didirikan di Bandung oleh para tokoh nasional seperti Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo. Selain itu para pelajar yang tergabung dalam Algemeene Studie Club yang diketuai oleh Ir. Soekarno turut pula bergabung dengan partai ini.
§  1928 - Berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai Nasional Indonesia
§  1929 - PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja
§  1930 - Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah diadili di pengadilan Belanda maka para tokoh ini dimasukkan dalam penjara Sukamiskin, Bandung.[3] Dalam masa pengadilan ini Ir. Soekarno menulis pidato "Indonesia Menggugat" dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.
§  1931 - Pimpinan PNI, Ir. Soekarno diganti oleh Mr. Sartono. Mr. Sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo pada tanggal 25 April1931.[3] Moh. Hatta yang tidak setuju pembentukan Partindo akhirnya membentuk PNI Baru. Ir. Soekarno bergabung dengan Partindo.
§  1933 - Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores sampai dengan 1942.
§  1934 - Moh. Hatta dan Syahrir dibuang ke Bandaneira sampai dengan 1942.
§  1955 - PNI memenangkan Pemilihan Umum 1955.
§  1973 - PNI bergabung dengan empat partai peserta pemilu 1971 lainnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia.
§  1998 - Dipimpin oleh Supeni, mantan Duta besar keliling Indonesia, PNI didirikan kembali.
§  1999 - PNI menjadi peserta pemilu 1999.
§  2002 - PNI berubah nama menjadi PNI Marhaenisme dan diketuai oleh Sukmawati Soekarno, anak dari Soekarno.
[sunting]Tokoh-tokoh dan mantan tokoh-tokoh




Foto para pendiri PNI yang merupakan arsip dari gedungMuseum Sumpah Pemuda.

http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Foto para pendiri PNI yang merupakan arsip dari gedungMuseum Sumpah Pemuda.
§  Dr. Tjipto Mangunkusumo
§  Mr. Sartono
§  Mr Iskaq Tjokrohadisuryo
§  Mr Sunaryo
§  Soekarno
§  Moh. Hatta
§  Gatot Mangkuprojo
§  Soepriadinata
§  Wilopo
§  Hardi
§  Suwiryo
§  Supeni
§  Sarmidi Mangunsarkoro